Wednesday, May 16, 2007

Roem

Hari ini, di desa Klewongan, Parakan, Temanggung, Mohammad Roem dilahirkan. Di pelosok dusun itulah, Roem menghabiskan masa kecilnya. Roem adalah anak keenam dari tujuh bersaudara dari pasangan Dzulkarnaen Djojosasasmito dan Siti Tarbiyah.



Roem, yang kelak dikenal sebagai diplomat Indonesia pada masa revolusi sekaligus menjadi salah satu politisi Islam yang disegani pada periode demokrasi terpimpin, memulai pendidikannya di Volkschool (Sekolah Rakyat, Sekolah Dasar di masa Belanda) di desa kelahirannya, Klewongan. Selepas Volkschool, Roem lanas melanjutkan ke HIS (Holland Inlandsche School) Temanggung sampai kelas III, dan diteruskan ke HIS Pekalongan. Roem berhasil menyelesaikan pendidika di HIS Pekalongan pada 1924.


Sewaktu menempuh pendidikan di Algemene Middlebare School (AMS) di Batavia, Roem bergabung dengan organisasi Jong Java (Pemuda Jawa). Di sana, Roem berkawan dengan Mohammad Natsir dan Kasman Singodimedjo. Di Jong Java itu, kubu Roem dikenal getol mengampanyekan semangat politik Islam. Tak mengherankan jika dalam banyak hal gagasan kelompok Roem banyak tak diakomodasi.



Di bawah pengaruh Agoes Salim, Roem, dkk., mendirikan Jong Islamieten Bond (JIB). JIB inilah yang menjadi kawah candradimuka tempat di mana para politisi Islam terkemuka di era kemerdekaan kelak menggodok dirinya, memertajam pemahaman sosial-politik, seraya memerluas cakrawala intelektual.



Sambil terus mengelola JIB, Roem meneruskan kuliahnya di Rechts Hoge School (RHS) atau Sekolah Tinggi Hukum. Pada periode-periode kuliah itulah Roem aktif di Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII). Ketika terjadi kemelut di PSII, ia bersama Agoes Salim keluar dari PSII dan mendirikan PSII-Penyadar. Dalam partai baru tersebut ia menjadi Ketua Komite Centraal Executif (Lajnah Tanfidziyah).

Memasuki era kemerdekaan, nama Roem makin menjulang. Ia mulai merintis karir sebagai diplomat. Puncak karirnya sebagai diplomat terjadi ketika ia memimpin delegasi RI dalam perundingan pada 1949 yang membahas luas wilayah Republik Indonesia.



Dalam perundingan tersebut, pemerintah Belanda diwakili oleh Dr. Van Royen, sehingga perundingan tersebut pun memakai nama dari kedua orang tokoh tersebut yang dikenal dengan perundingan Roem-Royen. Perundingan itulah yang memahatkan nama Roem dalam lipatan sejarah Indonesia modern, yang membuat namanya dikenal dan dikenang oleh murid-murid sekolah di

No comments:

_____________________________________ Jurnal